Ambarawa, 18 Maret 2022
Isra’ Mi’raj sendiri termasuk dalam salah satu hari besar keagamaan Islam untuk memperingati perjalanan malam yang dilakukan oleh Rasulullah SAW. Perjalanan ini membawa perintah salat lima waktu yang hingga kini dijadikan sebagai pedoman bagi umat muslim. Isra’ Mi’raj sebagai mukjizat Nabi Muhammad SAW. Sebab, mustahil untuk dilakukan oleh manusia pada masa sekarang.
Secara bahasa, perjalanan Isra’ Mi’raj sendiri menjelaskan dua bentuk perjalanan yang dilakukan Rasulullah SAW. Kata Isra’ menjelaskan perjalanan yang menembus ruang sehingga Rasulullah bisa menempuh jarak Masjidil Haram di Makkah dan Masjidil Aqsa di Palestina dalam waktu singkat.
Di sisi lain, perjalanan Mi’raj adalah perjalanan dari Masjidil Aqsa menuju Sidratul Muntaha, tempat diterimanya perintah salat. Saat perjalanan Mi’raj ini, Rasulullah SAW didampingi oleh Malaikat Jibril untuk menghadap Allah SWT.
Dalam perjalanan Mi’raj untuk menerima wahyu salat, Nabi Muhammad yang ditemani Malaikat Jibril mengendarai buraq untuk menghadap Allah SWT.
Buraq tersebut berdasarkan keterangan hadits adalah sejenis hewan berwarna putih yang memiliki sayap di kedua pahanya. Ukuran tubuhnya diketahui lebih besar daripada keledai, namun lebih kecil dari bighal atau kuda.
Perjalanan tersebut harus dilalui Rasulullah dengan melewati langit yang terdiri dari tujuh lapis. Di tiap lapisan langit inilah, Malaikat Jibril memperkenalkan Rasulullah SAW pada para nabi yang mendiami tiap lapisannya.
Setelah menghadap Allah SWT dan menerima perintah salat 50 waktu, Rasulullah SAW kemudian turun kembali dan sampai ke langit keenam bertemu dengan Nabi Musa AS. Pada momen inilah Nabi Musa menyarankan keringanan jumlah salat kepada beliau. Hingga sampai saat ini, pensyariatan salat yang berlaku bagi umat muslim adalah salat 5 waktu dalam sehari.
Peringatan Isra’ Mi’raj Nabi Muhammad SAW 1443 H / 2022 M yang mengangkat tema “Hijrah Menuju Pribadi yang Lebih Baik untuk Menggapai Ridho Allah SWT”. Peringatan Isra’ Mi’raj kali ini mengingatkan kepada kita bahwa Isra’ Mi’raj Nabi Muhammad SAW hakekatnya menuntut kita untuk selalu bertanggung jawab dan disiplin dalam menjalankan ibadah, khususnya ibadah sholat lima waktu yang sudah ditentukan waktunya yang tidak boleh ditinggalkan.